Langsung ke konten utama

Review Radio Tens TSR-820 (4 Band)

Radio ini saya beli 1 (satu) bulan lalu, melalui Bukalapak, harganya 225 K, plus dengan ongkos kirim dsb semuanya sekitar 245 K.

Alasannya sih lebih ke harganya yang cukup ekonomis saja, dengan harga segitu, saya kira masih masuk akal-lah untuk sebuah pesawat radio. Alasan lainnya, merek Tens selama ini sudah cukup dikenal sebagai merek yang berkualitas dan keberadaannya pun telah lama. Semasa saya di Sekolah Dasar, merek Tens identik dengan tape yang berukuran jumbo, biasanya digunakan untuk upacara atau Senam SKJ 88 (ketauan umurnya).

Ini penampilan radionya ;
Di dalamnya sudah ada kartu garansi, manual book, radio tens dan kabel untuk dicolokkin ke listrik, sebetulnya sih bisa juga diisi dengan baterei. Lumayan cukup lengkap ya.

Tampilan lebih dekat ;
Saya kira, dari segi tampilan cukup minimalis dan elegan, walau secara material mayoritas plastik, tapi besi yang menutupi speaker dan tempelan merk Tens dari logam cukup membuatnya tampil beda.

Sekarang tampak samping ;
Dari samping ada knop untuk Tuning, Volume dan Earphone, di samping satunya lagi ada colokan untuk kabelnya, jadi kabelnya dicolokin dari samping, bukan dari belakang radio.

Sekarang bagaimana dengan kualitas penerimaannya? Beberapa catatan akan saya berikan ;
1. Kualitas di FM sangat bagus, sensitif, dan suara yang dihasilkan cukup jernih.
2. Pun begitu dengan MW, SW 1 dan SW 2, tanpa dipanjangkan antenanya pun siaran-siaran luar negeri bisa tertangkap dengan baik, walaupun didominasi dari negara Tirai Bambu, channel dari Malaysia, Brunei, Philipina, Vietnam, Eropa dan Amerika bisa tertangkap dengan kualitas yg lumayan baik, walau kadang tidak stabil.

Lalu output suaranya bagaimana ?, Untuk level sebuah radio kelas medium, saya kira cukup bagus, suara nyaring dan tidak terdengar suara "kresek-kresek" di volume tinggi.

Untuk tombol volume dan tuningnya juga nyaman.

Kesimpulan : Saya beri nilai 8,5 dari skala 10, dengan kata lain radio ini recommended untuk anda yang mau bernostalgia mendengarkan radio terutama pecinta saluran frekuensi SW.

#Radio Tens


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Sepakbola Tidak Menarik Lagi

Piala Dunia Sepakbola tahun 1994 di Amerika Serikat adalah waktu pertama yang boleh dibilang saya mulai menyukai menonton olahraga terpopuler sejagat ini, saya terkagum-kagum dengan penampilan timnas Belanda yang berkaos warna oranye kebanggaannya, dari ajang inilah juga saya mulai berlangganan tabloid Bola yang terbit setiap hari Jum'at, waktu itu harganya Rp 750, perlu sedikit perjuangan untuk menghemat uang saku yang tidak seberapa itu disisihkan, hanya untuk membeli tabloid ini. Kesukaan pada sepakbola ini telah mengantarkan saya pada sebuah dunia yang baru dan mengasyikkan. Dari tabloid Bola pula saya sampai hafal nama-nama pesepakbola top dari berbagai liga dunia, begitupun juga nama-nama klub, baik tingkat lokal maupun internasional. Dekade pertengahan 90-an mungkin menjadi masa yang penuh keseruan, terutama untuk penggemar Serie A Italia. Persaingan ketat 7 klub top Italia yang lebih dikenal dengan Magnificent Seven, telah membius perhatian, sehingga kabar tentang klub-kl...

Honor dari Tulisan

Bila ditanya apa kepuasan dari menulis?, bagi saya adalah ketika tulisan kita dibaca oleh orang lain dan bisa memberikan sebuah konstruksi atau perubahan yang positif bagi yang membaca. Adapun soal honor, mungkin hanyalah bonus. Ya, menulis untuk sebuah kolom dalam surat kabar atau penerbitan memang memberikan hasil yang lumayan, walau mungkin juga tidak terlalu besar dalam hitungan nominal. Banyak para pendahulu bangsa kita dulu memiliki kemampuan yang baik dalam menulis, mereka menumpahkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk tulisan, tak sedikit kadang terjadi "perang" opini dalam surat kabar, sebuah hal yang menguntungkan sebenarnya bagi pembacanya, karena akhirnya secara tidak langsung dicerdaskan melalui tulisan-tulisan tersebut. Pembaca bisa menyelami pemikiran tokoh-tokoh bangsa secara "genuine", dan tentu saja intelektualitas mereka bisa dinilai secara langsung oleh khalayak luas. Banyak kisah yang menyebutkan, seperti Sukarno, Hatta, Agus Salim dan Buya Ham...

Catatan Sepakbola (Bagian 1) Melawan Jepang, Kita Realistis Saja.

Tulisan ini dibuat beberapa hari setelah pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Jepang dalam rangka kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. Seperti yang kita ketahui, hasilnya adalah kita kalah dengan telak 4-0, menyesakkan memang, apalagi kita kalah di kandang sendiri yang dianggap "sakral" oleh pecinta sepak bola tanah air, yaitu Gelora Bung Karno. Kecewa? Pasti, itu adalah hasil yang negatif, tapi rasanya kekecewaan itu juga bisa berubah menjadi kebanggaan, yaitu masihlah mending kita kalah 4-0, lihatlah Timnas China, mereka malah lebih parah dipermak dengan skor 7-0, kalau begitu masih untunglah kita ya?... Timnas Jepang Unggul Segalanya Soal Timnas Jepang, tak usahlah lagi kita ragukan lagi kualitasnya, level mereka jauh diatas kita, mau dilihat dari apapun, rangking FIFA? mereka jauh diatas kita, Trofi Piala Asia? mereka langganan juara, atau mau kita banding-bandingan pengalaman di Piala Dunia? Mereka sejak 1998 rutin bermain di even 4 tahunan itu,bagaiman...