Jatuh selalu menandakan sesuatu yang negatif atau tidak baik. Jatuh juga kadang setara dengan rasa sakit dan meninggalkan luka.
Manusia pastinya tidak mau jatuh, jatuh dalam arti sebenarnya ataupun dalam arti lainnya. Manusia akan sangat menghindari kata ini.
Walau terkadang ada beberapa yang mengatakan, ada sesekali kita harus merasa jatuh agar ada instrospeksi dalam kehidupan, jatuh juga bisa menjadi awal yang baru untuk melangkah lebih baik lagi.
Saya pun sama, tidak mau mengalami itu, karena pasti sakit rasanya. Sebagai manusia tentunya ingin terus berada dalam kestabilan, keseimbangan hidup sampai waktu nanti.
Hanya satu jatuh yang saya suka, yaitu jatuhnya air hujan ke bumi. Hujan memberikan ketenangan dan nuansa lain. Mau deras ataupun gerimis, hujan selalu memberi sensasi tersendiri. Saya menyukai air hujan, karena kadang jatuhnya air hujan bisa menutupi air mata yang kadang menetes tanpa sebab. Hujan menjadi alat untuk "memanipulasi" bahwa ada air mata yang keluar,air hujan menyamarkan itu semua.
Bila ditanya apa kepuasan dari menulis?, bagi saya adalah ketika tulisan kita dibaca oleh orang lain dan bisa memberikan sebuah konstruksi atau perubahan yang positif bagi yang membaca. Adapun soal honor, mungkin hanyalah bonus. Ya, menulis untuk sebuah kolom dalam surat kabar atau penerbitan memang memberikan hasil yang lumayan, walau mungkin juga tidak terlalu besar dalam hitungan nominal. Banyak para pendahulu bangsa kita dulu memiliki kemampuan yang baik dalam menulis, mereka menumpahkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk tulisan, tak sedikit kadang terjadi "perang" opini dalam surat kabar, sebuah hal yang menguntungkan sebenarnya bagi pembacanya, karena akhirnya secara tidak langsung dicerdaskan melalui tulisan-tulisan tersebut. Pembaca bisa menyelami pemikiran tokoh-tokoh bangsa secara "genuine", dan tentu saja intelektualitas mereka bisa dinilai secara langsung oleh khalayak luas. Banyak kisah yang menyebutkan, seperti Sukarno, Hatta, Agus Salim dan Buya Ham...
Komentar
Posting Komentar