Jatuh selalu menandakan sesuatu yang negatif atau tidak baik. Jatuh juga kadang setara dengan rasa sakit dan meninggalkan luka.
Manusia pastinya tidak mau jatuh, jatuh dalam arti sebenarnya ataupun dalam arti lainnya. Manusia akan sangat menghindari kata ini.
Walau terkadang ada beberapa yang mengatakan, ada sesekali kita harus merasa jatuh agar ada instrospeksi dalam kehidupan, jatuh juga bisa menjadi awal yang baru untuk melangkah lebih baik lagi.
Saya pun sama, tidak mau mengalami itu, karena pasti sakit rasanya. Sebagai manusia tentunya ingin terus berada dalam kestabilan, keseimbangan hidup sampai waktu nanti.
Hanya satu jatuh yang saya suka, yaitu jatuhnya air hujan ke bumi. Hujan memberikan ketenangan dan nuansa lain. Mau deras ataupun gerimis, hujan selalu memberi sensasi tersendiri. Saya menyukai air hujan, karena kadang jatuhnya air hujan bisa menutupi air mata yang kadang menetes tanpa sebab. Hujan menjadi alat untuk "memanipulasi" bahwa ada air mata yang keluar,air hujan menyamarkan itu semua.
Piala Dunia Sepakbola tahun 1994 di Amerika Serikat adalah waktu pertama yang boleh dibilang saya mulai menyukai menonton olahraga terpopuler sejagat ini, saya terkagum-kagum dengan penampilan timnas Belanda yang berkaos warna oranye kebanggaannya, dari ajang inilah juga saya mulai berlangganan tabloid Bola yang terbit setiap hari Jum'at, waktu itu harganya Rp 750, perlu sedikit perjuangan untuk menghemat uang saku yang tidak seberapa itu disisihkan, hanya untuk membeli tabloid ini. Kesukaan pada sepakbola ini telah mengantarkan saya pada sebuah dunia yang baru dan mengasyikkan. Dari tabloid Bola pula saya sampai hafal nama-nama pesepakbola top dari berbagai liga dunia, begitupun juga nama-nama klub, baik tingkat lokal maupun internasional. Dekade pertengahan 90-an mungkin menjadi masa yang penuh keseruan, terutama untuk penggemar Serie A Italia. Persaingan ketat 7 klub top Italia yang lebih dikenal dengan Magnificent Seven, telah membius perhatian, sehingga kabar tentang klub-kl...
Komentar
Posting Komentar