Ada hal yang sebetulnya ringan, bermanfaat tapi rasanya malas dilakukan, dan itu adalah jalan kaki. Padahal sudah banyak literatur yang saya baca tentang manfaat dan mujarabnya jalan kaki untuk kesehatan tubuh, tapi ya itu tadi, malasnya minta ampun. Kalau melihat masa lalu, jalan kaki itu adalah rutinitas saya, mulai dari SD, SMP (kadang-kadang) sampai SMA, pergi dan pulang bersekolah itu ya dengan berjalan kaki, jarang sekali menggunakan angkutan umum, selain memang untuk lebih menghemat, kurun waktu itu memang secara umum jalan kaki masih menjadi pilihan, sehingga itu jadi hal yang lumrah. Dari beberapa pendapat yang saya dengar, ada yang bilang jalan kaki itu untuk apa? Kan sekarang kita dimudahkan dengan banyak alternatif pilihan moda transportasi, untuk yang berpendapat seperti ini sudut pandangnya melihat jalan kaki sebagai sebuah ketertinggalan zaman. Sedangkan yang lain berbicara, jalan kaki itu sudah tidak musim, bahkan malu bila dilihat orang. Untuk pendapat pertama, saya se...
Siapa yang suka hal-hal palsu? Tentu saja tidak ada, kita pasti marah, kecewa bila mendapatkan sesuatu yang palsu, baik itu berbentuk materi, seperti barang ataupun non-materi, contohnya seperti janji atau keterangan palsu. Naluri kita pastinya ingin yang asli, genuine atau orisinal, maka bila kita membeli sesuatu, tak apalah sedikit bersusah-payah untuk sedikit repot meneliti keaslian barang tersebut, agar tak ada rasa dongkol dan kecewa ketika barang tersebut ada di tangan kita. Maka, ketika sekarang ada riuh-rendah tentang isu ijazah palsu mantan pemimpin, bersyukurlah masih ada yang peduli pada hal tersebut, berarti nalurinya masih bekerja. Keaslian adalah sesuatu yang mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin, dia terpilih menjadi orang nomor satu diantara ratusan juta manusia pastinya karena dianggap paling terbaik, maka ketika sekarang diisukan memiliki ijazah palsu (walau harus dibuktikan lebih lanjut), tentu kita kecewa kalau itu benar terjadi, rasanya 10 (sepuluh) tahun kit...